SIT Asy Syifa Qolbu

Pendidikan Karakter

Pendidikan memiliki proyek besar dalam sejarah kehidupan manusia, pertama proyek membangun kebudayaan, tugas pendidkan dalam hal ini memberi identitas bagi manusia dan memberinya tujuan yang jelas dan pasti. Kebudayaan adalah seperangkat / akumulasi immaterial yang membentuk kandungan batin masyarakat, hingga harga diri masyarakat tumbuh dan berkembang, ia akan menopang dengan kuat eksistensi sebuah masayarakat dan negara

Kedua, proyek peradaban, tugas pendidikan dalam proyek ini adalah menggali, menumbuhkan, mengembangkan dan memberdayakan potensi yang dimiliki manusia hingga manusia dapat menciptakan berbagai hal dalam kehidupannya. Peradaban adalah suprastruktur lahir masyarakat yang akan membuat bangsa dan negara memiliki citra diri yang bisa disegani.

Suprastruktur lahir (peradaban) masyarakat tanpa ditopang kuat oleh infrastruktur batin masyarakat (kebudayaan), maka suprastruktur itu akan goyah dan bahkan ambruk. Infrastruktur batin (kebudayaan) jika tidak melahirkan suprastruktur lahir (peradaban), maka kita perlu mengoreksi nilai kebudayaan masayarakat yang membentuknya.

 

Apa itu Karakter?

 

Hati – hati dengan harapan dan keinginan, karena ia akan mempengaruhi pikiran dan perasaan manusia, hati – hati dengan pikiran dan perasaan, karena ia akan mempengaruhi ucapan manusia, hati – hati dengan ucapan, karena ia akan mempengaruhi perbuatan manusia, hati – hati dengan perbuatan, karena ia akan menjadi kebiasaan, dan hati – hati dengan kebiasaan, karena ia akan menjadi karakter. Dengan demikian, karakter itu bisa berubah dan bisa diubah, dengan mengubah pikiran dan perasaan manusia, maka dalam hal ini Pendidikan / Sekolah memiliki peran yang strategis dalam merubah/mengubah karakter dasar peserta didik.

 

Menurut Murtadha Mutahhari (2007: 82-87) bahwa etika (karakter) bagian dari pendidikan, kendati ada perbedaan, artinya bahwa perolehan etika harus melalui proses pendidikan serta pembiasaan. Teori – teori pengukuran etika meliputi:

  1. Cinta kepada sesama secara alamiah

Sebagian ahli berpendapat bahwa standar perbuatan yang masuk dalam katagori etika adalah cinta terhadap sesama manusia bukan cinta kepada diri sendiri. Karena suatu perbuatan yang didasari pada keinginan tidak mungkin ada tanpa tujuan, dengan kata lain deskripsi ini menyatakan bahwa standar suatu perbuatan etika adalah mengutamakan orang lain yang dilandasi motivasi mencintai sesama bukan karena hawa hafsu / kebanggan, fanatisme, kekeluargaan dan kesukuan

  1. Berbuat kebaikan

Para cendekiawan berasumsi bahwa yang dinamakan etika adalah perbuatan perbuatan yang baik, dan sebaliknya. Asumsi ini berangkat dari keyakinan bahwa akal manusia mampu menentukan mana perbuatan yang baik dan mana perbuatan yang buruk.

  1. Intuisi

Teori ini dikemukakan oleh Imanuel Kant yang beranggapan bahwa etika adalah sesuatu yang mutlak yang dilakukan bukan karena apapun tetapi hanya sebatas perbuatan itu saja.

  1. Rasa cinta kepada sesama

Teori ini mirip dengan teori pertama. Dimana teori pertama merupakan cinta alami, yang telah ada datang dengan sendirinya, sedangkan cinta pada sesama adalah teori kedua dan bersifat perolehan.

  1. Ridha Allah SWT

Teori ini didasarkan pada etika agama, etika pada teori ini mengukur etika sebagai suatu perbuatan yang dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan ridha Allah. Perbuatan perbuatan yang dilakukan manusia menurut teori ini baru dianggap sebagai etika jika diakhirnya adalah ridho Allah SWT, bukan semata mata untuk memberikan perhatian kepada orang lain, dan jauh sekali dari sifat keegoan.

Berdasarkan teori – teori tentang etika diatas dapat disimpulkan bahwa etika / ahlak merupakan perbuatan – perbuatan / sikap yang bukan berdasarkan ego pribadi.

Salah satu yang melatar belakangi lahirnya kurikulum 2013 adalah menipisnya dan bahkan hilangnya karakter baik dan unggul ditengah – tengah masyarakat sebagai harga diri bangsa yang akan menopang kuat tegaknya sebuah negara. Dari kandungan kurikulum 2013 ini keluar “mrengil” 18 karakter yang akan membentuk identitas masyarakat Indonesia dimasa depan, 18 karakter dimaksud adalah:

  1. Religius: Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
  2. Jujur: Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
  3. Toleransi: Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.
  4. Disiplin: Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
  5. Kerja Keras: Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
  6. Kreatif: Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
  7. Mandiri: Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
  8. Demokratis: Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.
  9. Rasa Ingin Tahu: Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.
  10. Semangat Kebangsaan: Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
  11. Cinta Tanah Air: Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
  12. Menghargai Prestasi: Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
  13. Bersahabat/Komunikatif: Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
  14. Cinta Damai: Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
  15. Gemar Membaca: Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.
  16. Peduli Lingkungan: Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.
  17. Peduli Sosial: Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan
  18. Tanggung Jawab: Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.

Share

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp

Artikel Lainnya

×



Assalamualaikum 👋

Ada yang bisa kami bantu?


× Hubungi Kami